ABS : BURT, Pengembangan Fasilitas Bandara DEO Perlu Dukungan Pusat dan Daerah
Kami di wakili oleh Ibu Novita Wijayanti Wakil Ketua Badan
Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI menilai Bandara Udara Domine Eduard Osok
(DEO) di Kota Sorong, Papua Barat membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat
dan derah untuk pengembangan fasilitas serta layanannya. Sebagaimana diketahui,
Bandara DEO merupakan salah satu akses untuk menuju destinasi pariwisata yang
cukup dikenal di mata dunia, Raja Ampat.
“Untuk itu dalam peningkatan pelayanannya, perlu dorongan
dari pemerintah pusat agar bisa bersinergi dengan pemerintah daerah. Diharapkan
ke depannya Bandara DEO bisa beroperasi setara internasional. Bisa menjadi
bandara yang representatif di daerah timur, yang tidak hanya melakukan
penerbangan domestik, akan tetapi (juga) luar negeri,” kata Novita usai
mengikuti pertemuan Tim Kunker BURT dengan mitra kerja terkait pelayanan
keprotokolan bandara di ruang pertemuan Bandara DEO, Sorong, Papua Barat,
Jumat, ( 24/12/2021).
Novita turut menyoroti tidak adanya JOUMPA VVIP Airport
Service and Lounge di Bandara DEO. Padahal menurutnya JOUMPA dapat memberikan
support yang maksimal, tidak hanya untuk pejabat, akan tetapi juga kepada
masyarakat. “Mungkin karena (bandara) ini pengelolaan masih di bawah
Kementerian Perhubungan, Ditjen Udara dengan pemda, keberadaan Joumpa saat ini
belum ada. Dengan demikian, ke depannya diharapkan (Bandara DEO) bisa maksimal
dalam memberikan pelayanan dan fasilitas dengan diadakan fasilitas seperti
JOUMPA yang bisa men-support penumpang bisa lebih mudah lagi,” harap politisi
Partai Gerindra itu.
Novita menambahkan, adapun usulan lainnya dalam pengembangan
Bandara DEO saat ini, terkait membangun embarkasi haji di wilayah Indonesia
timur yang akan berencana melakukan pemberangkatan haji, bisa lebih dimudahkan
tanpa harus melalui Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. "Saya berharap
dengan adanya usulan pembangunan embarkasi haji, masyarakat di Indonesia timur
bisa lebih dimudahkan dalam menjalankan ibadah haji. Karena dengan
terealisasinya (fasilitas embarkasi haji) bisa menghemat waktu, tidak lagi harus mengeluarkan dana untuk
perjalanan ke bandara lainnya,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bandara DEO Cece Tarya
mengatakan, Bandara DEO saat ini hanya memiliki fasilitas satu ruangan VVIP,
dan ruangan tersebut juga digunakan oleh Presiden maupun pejabat negara
lainnya. Akan tetapi pemda sedang membangun ruangan yang lebih besar yang bisa
digunakan untuk tamu VVIP nantinya. “Upaya untuk meningkatkan pelayanan ke
keprotokoleran pimpinan negara, maupun pejabat tingkat madya dan pratama di
rencana kerja kita sudah terakomodir. Bila mana ruangan VVIP yang disiapkan
pemda nantinya di program rencana induk menjadi bagian yang penting, artinya
bersamaan dengan pengembangan terminal nantinya akan dipindahkan ke wilayah
sebelah timur,” ungkapnya.
Di sisi lain, Cece berharap Bandara DEO ke depannya dapat dijadikan embarkasi maupun debarkasi haji untuk jumlah jemaah yang dilayani kurang lebih 4000 jemaah. Dengan demikian strategi yang dilakukan adalah Indonesia menjadikan Indonesia wilayah timur sebagai hinterland dari Bandara DEO, sehingga kuota menjadi jumlah minimum. “Mengacu pada PMA Nomor 36 Tahun 2020 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Bandara Embarkasi Haji dan Bandara Debarkasi Haji, jumlah kuota minimum agar sebuah bandara dapat dijadikan embarkasi harus memiliki 4000 jemaah,” tandas Cece. (ABS-931)
Komentar