Header Ads

Tantangan dan Peluang Pendidikan di Masa Pandemi Covid 19


Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI Agung Budi Santoso menjadi kenote speaker pada Webinar Sekretariat Jenderal DPR RI tentang Tantangan dan Kebijakan Dunia Pendidikan pada era New Normal. memaparkan, metode pembelajaran dalam jaringan (daring) memiliki tantangan tersendiri, minimal ada tiga faktor yang dapat menentukan efektifitas metode pembelajaran secara daring. Pertama teknologi, kedua karakteristik pengajar, ketiga karakteristik siswanya sendiri. Pernyataan tersebut dia sampaikan saat webinar yang bertajuk 'Tantangan dan Kebijakan Dunia pendidikan di Era New Normal'.
Pada masa Pandemi Covid 19 ini dunia pendidikan memiliki taruhan jangka panjang, yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan sumberdaya manusia dan masa depan Indonesia sendiri. Jika tanpa pencermatan dan kesungguhan rencana yang tepat atas dampak covid-19, maka berkemungkinan besar generasi terdidik bangsa ini menjadi korban dan klaster penularan covid-19 yang sangat massif. Dalam posisi ini, loss generation secara fisik terhadap sumber daya manusia mendatang menjadi kenyataan pahit bagi bangsa ini. Oleh karenanya, kita patut untuk melihat akan dinamika pelaksanaan kebijakan new normal dan dampaknya terhadap kelangsungan pendidikan.

Pada masa Pandemi ada beberapa negara telah di buka sekolahnya yakni negara Australia, Jerman, China, Vietnam dan Korsel dengan tetap memakai protocol Covid 19, yakni memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan.



ABS menjabarkan, pengajar memegang peranan sangat penting dalam efektifitas pembelajaran secara daring, sementara siswa yang cerdas dan memiliki disiplin dan kepercayaan diri yang tinggi akan mampu secara efektif melakukan pembelajaran secara daring. Agung menegaskan esensi pembelajaran jarak jauh adalah kemandirian siswa.

"Catatan penting yang perlu menjadi perhatian kita bersama adalah sebuah platfom pembelajaran secara daring. Idealnya tidak untuk menggantikan peran masing-masing stakeholder dalam ekosistim sekolah, yaitu guru, orang tua, dan sekolah itu sendiri," papar ABS dalam sambutannya secara virtual Selasa (28/7/2020).
Menurut politisi Fraksi Partai Demokrat dari Jawa Barat I (Kota Bandung dan Kota Cimahi)  ini, sejatinya pendidikan lebih dari sekedar perpustakaan literasi. Pendidikan adalah ekosistem yang tidak hanya akan membuat siswa pintar secara akademis tapi juga berkarakter, dan lebih dari itu siswa butuh interaksi.

ABS pun mengungkapkan, setelah hampir empat bulan wabah Covid-19 melanda Indonesia, pemerintah terus berupaya mengambil kebijakan di sektor pendidikan, agar proses pembelajaran dapat berjalan, dengan tetap membatasi penyebaran virus Corona. "Masuknya Covid-19 berdampak pada perubahan pola interkasi sosial masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan baru ini pada akhirnya mendorong terbentuknya tatanan normal baru di Indonesia," ungkapnya.

Meskipun wabah melanda, pendidikan tetap menjadi prioritas yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh pemerintah selaku penyelenggara negara. Bahkan pengaturan alokasi anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen untuk menjadi mandatory spending dalam APBN. Oleh sebab itu perlu dibangun sistem pendididkan yang kuat, sehingga tercapai tujuan pendidikan nasional sebagai mana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

ABS pun mengingatkan bahwa, pendidikan merupakan amanat konstitusi yang tertuang dalam undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945, yang secara tegas menyatakan tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemreintah wajib membiayainya.

Kesimpulan Webinar DPR RI:

  • Perlu semua stake holder di Pemerintahan berperan aktif Bersama-sama dengan keluarga, masyarakat dan anak bangsa agar mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga pembaharuan pendidikan dilakukan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. 

  • Perlu semua stake holder di Pemerintahan berperan aktif Bersama-sama dengan keluarga, masyarakat dan anak bangsa agar mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga pembaharuan pendidikan dilakukan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

  • ABS mengharapkan masukan-masukan pada webinar ini ditindak lanjuti oleh Setjen DPR RI untuk mengundang Komisi I (untuk bidang komunikasi dan informasi), Komisi VII (untuk bidang pelistrikan) dan Komisi V (bidang infrastruktur.

  • ABS mengharapkan masukan-masukan pada webinar ini ditindak lanjuti oleh Setjen DPR RI untuk mengundang Komisi I (untuk bidang komunikasi dan informasi), Komisi VII (untuk bidang pelistrikan) dan Komisi V (bidang infrastruktur)

  • Perlu peran serta pendidik dan masyarakat agar tercipta Pendidikan yang murah dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia.

  • Perlu peran serta pendidik dan masyarakat agar tercipta Pendidikan yang murah dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia.

  • Perlu manajemen emosi dan energi agar dapat mendukung pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

  • Perlu manajemen emosi dan energi agar dapat mendukung pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah.


(ABS 931 dan Rumah Aspirasi ABS)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.