Header Ads

Harus Ada Edukasi Pengelolaan Sampah Bagi Masyarakat Gorontalo


Agung Budi Santoso bersama tim kunker komisi V saat meninjau tempat pembuangan akhir (TPA) desa Talumelito Kecamatan Telaga Provinsi Gorontalo,  Rabu (13/12)

Sampah tengah menjadi persoalan serius Pemerintah Kota Gorontalo, baik itu organik maupun non-organik karena belum dilakukan secara maksimal. Oleh karena pula itu harus ada edukasi pengelolaan sampah bagi masyarakat Gorontalo.

Hal itu dikemukakan anggota Komisi V DPR Agung Budi Santoso saat mengunjungi tempat pembuangan akhir (TPA) desa Talumelito Kecamatan Telaga Provinsi Gorontalo,  Rabu (13/12).

"Kita melihat kalau masih menggunakan cara sedehana ini kurang efektif. Menurut saya memang harus sudah ada edukasi dari masyarakat penghasil sampah rumah tangga agar bisa memilah sampah dari rumah, artinya yang dibuang hanya residu 10% sampai 20% dari total sampah yang dihasilkan dari rumah tangga," katanya.

Anggota DPR dari Fraksi Demokrat menambahkan, permasalahan dan pengelolaan sampah  terkait dengan Perda. "Harusnya perda-perda yang ada di Indonesia harus sepakat dulu bahwa harus ada Perda tentang pemilihan sampah dari rumah tangga," ungkapnya.

Sampah yang terdiri dari sampah residu, organik dan non organik  dapat dijadikan pupuk dan mempunyai nilai manfaat. "Contoh di Bandung ada satu alat namanya biodigester, jadi sampah rumah tangga yang basah itu dimasukkan ke biodigester itu menjadi gas dan gasnya itu bisa untuk masak," kata Agung.

Di tempat yang sama Henky Kurniadi dari Fraksi  PDIP melihat bank sampahnya masih dikelola secara sederhana, berbeda dengan kota besar yang volumenya itu sangat besar. "Gangguan mengenai bau itu kurang sekali  karena volumenya sangat sedikit dan mudah pengelolaannya. Namun kalau jumlahnya besar, harus segera diantisipasi dan penanganan khusus," tutupnya. (Rief,mp)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.