Header Ads

ABS : Perlu Pemurnian Sejarah Parlemen DPR RI di Indonesia

 




H. Agung Budi Santoso, SH, MM (ABS) mengikuti acara zoom webinar, Kamis 15 Oktober 2020 dari jam 09.00-11.30 wib,  kegiatan Bedah Buku Daring Sesi 2 “Seabad Rakyat Indonesia Berparlemen Jilid II dan III: “Upaya Menyatukan Kembali Republik Indonesia danWajah Baru Parlemen Indonesia 1959 – 1966, secara daring. 

Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Agung BS selaku Ketua BURT DPR RI periode 2019-2024, dimana Kegiatan Bedah Buku ini merupakan sebuah tindak lanjut dari terbitnya buku “Seabad Rakyat Indonesia Berparlemen” yang telah selesai disusun dan terbit pada tahun 2019. Buku yang menjabarkan sejarah keparlemenan Indonesia ini, diterbitkan dalam lima jilid secara berurutan sesuai dengan periodisasi sejarah DPR.

Dalam sambutannya Anggota Legislatif dari Partai Demokrat Dapil Jabar I (Kota Bandung dan Kota Cimahi) ini mengatakan bahwa Penerbitan buku “Seabad Rakyat Indonesia Berparlemen” merupakan kegiatan yang sangat penting agar publik dapat mengetahui dan memperoleh wawasan tentang sejarah keparlemenan di Indonesia. Bangsa Indonesia, sudah lebih dari 100 (seratus) tahun berparlemen. Setidaknya, catatan sejarah menunjukkan dengan dimilikinya lembaga dewan rakyat bernama Volksraad pada tahun 1918. Meski cakupan kerja yang menerapkan fungsi kedewanan sangat terbatas, namun lewat Volksraad, banyak tokoh-tokoh nasionalis yang menyuarakan aspirasi rakyat dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Aspirasi masyarakat diperjuangkan secara maksimal oleh anggota Volksraad seperti: M.H. Thamrin, Cipto Mangunkusumo, Sam Ratulangi, Mohammad Yamin, Otto Iskandardinata, Yahya Datoek Kayo, dan sebagainya.

ABS melanjutkan dimana DPR di era RIS dapat bekerja secara maksimal dalam membantu atau mendukung Pemerintah RIS dalam upaya menciptakan negera federasi Indonesia yang aman dan dapat menyejahterakan rakyatnya. Peran DPR pada era RIS memang cukup besar, terutama dalam proses pembentukan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui Mosi Natsir, yang dikenal juga dengan “mosi unitarian”, akhirnya proses pembentukan kembali NKRI dapat dicapai. Pada tanggal 15 Agustus 1950, Presiden Soekarno dapat mengumumkan bahwa RIS telah berakhir dan Indonesia kembali menjadi NKRI.

Seperti kita ketahui bersama tambah ABS, Dinamika DPR Gotong Royong terlihat ketika menyikapi beberapa kasus-kasus besar seperti : Sengketa Irian Barat, Konfrontasi RI-Malaysia, Sekitar Konferensi Asia Afrika II dan Gerakan 30 September. Konstelasi politik masa Demokrasi terpimpin di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, berpengaruh kuat terhadap cara kerja DPR-GR serta Undang-Undang yang dihasilkan oleh lembaga tinggi negara tersebut.



Sebagai apresiasi kami sebagai Ketua BURT, bahwa Buku yang telah disusun secara akademik, tentu saja harus dibahas dan dibedah secara akademik pula. Maka, itulah tujuan utama kegiatan Bedah Buku Daring ini yang diinisiasi oleh Museum DPR RI. Kegiatan Bedah Buku Daring ini merupakan kegiatan sosialisasi buku “Seabad Rakyat Indonesia Berparlemen, sekaligus merupakan sebuah kegiatan publik Museum DPR RI di era pandemi COVID-19. Harapan saya, semoga buku “Seabad Rakyat Indonesia Berparlemen” dapat dikenal luas dan dapat dimanfaatkan oleh publik, baik dalam segi peningkatan wawasan keparlemenan maupun referensi untuk bahan penelitian.

 Kepada para nara sumber yaitu: Dr. Mohammad Iskandar., M.Hum (Sejarawan UI), Prof. Dr. Asvi Warman Adam APU (Sejarawan Politik LIPI) dan Nur Janti (Periset Sejarah),  Saya berharap dapat membedah buku  ini secara lengkap melalui forum diskusi yang kondusif yang telah dilaksanakan siang tadi dengan para peserta diskusi daring ini (ABS 931)



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.