Header Ads

Prihatin Fenomena Saling Menjelekkan Antar Agama di Media Sosial



BANDUNG - Anggota Komisi V DPR RI, Agung Budi Santoso mengatakan,  bhineka tunggal ika, Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ramai di perbincangkan dan diperdebatkan, baik di media sosial, cetak, serta masyarakat.
“Hal tersebut dimaksudkan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan kesadaran bernegara untuk memperkokoh rasa nasionalisme,” ujar Agung di hadapan peserta sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Senin (19/6/2017).

Menurut Agung, istilah NKRI harga mati, jangan hanya jadi slogan atau jargon semata. Tapi harus juga diimplementasikan di kehidupan sehari-hari terutama saling menghormati antarumat beragama.

“Akhir-akhir ini paling banyak jadi sorotan di media sosial, terutama situs-situs saling menjelekkan antaragama dengan gerakan penghinaan, itu yang paling berbahaya dan akan menjadi sumber titik perpecahan bangsa ini,” jelas Anggota Fraksi Demokrat DPR RI untuk daerah pemilihan Bandung-Cimahi ini.

Agung sangat memprihatinkan situasi internet, terutama di media sosial soal hujatan soal agama.
“Jadi saya berpendapat bahwa kebebasan menggunakan medsos ini sudah kebablasan,” sebutnya.
Tapi Agung menghargai pendapat berdemokrasi, tapi jangan sampai menghujat, dan menghina.

“Apalagi saya lihat di medsos, sampai menginjak-injak kitab suci, dan itu sangat tidak pantas. Saya rasa prilaku itu tidak pantas dilakukan manusia,” jelasnya.
Agung mengimbau untuk mengambil  hikmah dari para pendiri bangsa ini mengambil makna bhineka tunggal ika dan negara berdasarkan Pancasila.

“Karena bangsa kita sejak zaman dahulu terdiri dari kerajaan-kerajaan, sudah beraneka ragam budaya, adat Istiadat dan bahasa, maka jagalah keutuhan NKRI,” sebutnya.
Sementara itu, Rektor Unsil, DR Efendi Suryana mengatakan, semua pihak untuk menjaga kebhinekaan dan keharmoisan berbangsa.

“Ini supaya utuh, kalau kita pecah, sangat mudah pihak lain menghancurkan bangsa ini,” tegasnya.
Salah seorang peserta 4 pilar berkebangsaan, M Taupik meminta agar sosialisasi 4 pilar juga biasa sampai ke masyarakat luas dengan sasaran anak muda.
“Karena anak mudah sangat rentan terprovokasi, jadi sangat diharapkan agar sosialisasi ini juga bisa dilakukan di sekolah-sekolah, kampus juga organisasi kepemudaan yang ada,” katanya.

sumber : bandung.pojoksatu.id

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.